Minggu, 11 September 2011

PENDIDIKAN JARAK JAUH


Kemandirian Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh
Kondisi belajar pada PJJ memungkinkan seseorang meraih kemampuan intelektual yang lebih baik dari kondisi sebelum ia mengikuti pendidikan, sekaligus tanpa di sadari dapat membentuk kemandirian seseorang. Hal inilah yang menjadi alas an PJJ di kaitkan dengan konsep kemandirian.

A.      Konsep kemandirian pada Pendidikan Jarak Jauh
Tuntutan kemandirian siswa dalam belajar adalah karena kondisi keterpisahansecara fisik antara pengajar dan yang di ajar, yang merpakan karakteristik utama PJJ. Istilah atau konsep belajar mandiri merupakan istilah yang berkembang pada bidang pendidikan orang dewasa. Yang di populerkan oleh ahli pendidikan orang dewasa yaitu Knowles (1975) dan Tough (1979). Namun sebelumnya ide belajar mandiri sudah muncul pada zaman Socrates bahkan mungkin sebelumnya. Istilah belajar mandiri di gunakan untuk menjelaskan tentang konsep belajar mandiri yang digunakan sebagi pembeda dengan konsep belajar dengan bimbingan guru.
Pada PJJ belajar mandiri berkembang sebagai bentuk pendidikan orang dewasa, dengan anggapan orang dewasa sebagai orang yang mandiri.
Defenisi Belajar Mandiri menurut para ahli :
a.      Knowles (1975), belajar mandiri adalah suatu proses bagi seseorang untuk mengambil inisiatif, baik dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam melakukan diagnosa kebutuhan-kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan-tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri.
b.      Hiemstra (1998), belajar mandiri dilihat sebagai semua bentuk belajar individuyang memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi usahanya.
c.       Clardy (1999) belajar mandiri merupakan suatu proses bagi mahasiswa untuk dapat memutuskan atau mengontrol langkah, arah dan keadaan belajarnya.
4 (empat) dimensi dari belajar mandiri menurut Candy (1991) :
a.      Otonomi pribadi. Menunjukkkan karakteristik individual dari orang yang mampu belajar mandiri. Orang yang memiliki kemandirian adalah orang bebas dari tekanan internal maupun eksternal ; memiliki sekumpulan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi yang memberikan konsistensi dalam kehidupannya. Ia mampu untuk membuat rencana atau tujuan hidup, bebas dalam membuat pilihan, menggunakan kapasitas dirinya untuk refleksi yang rasional, mempunyai kekuatankemauan, mampu untuk self-restraint dan disiplin diri, dan melihat dirinya sebagai orang yang mandiri.
b.      Manajemen diri
Adanya kemauan dan kapasitas dalam diri seseorang untuk mengelola dirinya. Hal ini di tunjukkan dengan adanya keterampilan atau kompetensi dalam diri orang yang mandiri.
c.       Meraih kebebasan untuk belajar
Adanya kebutuhan individu untuk memperoleh kesempatan belajar. Orang dewasa memiliki kebutuhan untuk meningkatkan diri melalui belajar berbagai hal dalam kehidupan, baik formal, informal maupun non formal.
d.      Penguasaan pebelajar terhadap pembelajaran
Dimensi ini dihubungkan dengan pengawasan guru mengenai hal-hal yang dianggap menjadi porsi dari pengawasan guru yaitu tujuan belajar, materi belajar, kecepatan belajar, metodologi dan evaluasi belajar. Pendapat Della-Dora & Blanchard, dalam Candy, 1991, pengawasan pebelajar adalah porsi dari siwa adalah memutuskan tujuan belajar, memilih metode dan materi belajar dan mengevaluasi prestasi yang dicapai.

B.      Pendapat tentang Pembentukan Kemandirian dalam Belajar
1.      Kelompok pertama, kemandirian bersifat “unidimensional” (Candy, 1991). Kemandirian terbentuk melalui proses normal sesuai dengan perkembangan umur. Pada perkembangan umur manusia dewasa, seseorang dianggap mapu mandiri dan tidak tergantung lagi kepada pihak lain. Kemandirian orang dewasa merupakan potensi untuk mampu mandiri dalam belajar pada PJJ. Menurut hasil penelitian, Sebagai lembaga PJJ terbesar di Indonesia UT memiliki kesiapan belajar mandiri rata-rata atau termasuk cukup.
2.      Kelompok ke dua, pembentukan kemandirian dalam belajar tergantung pada kesempatan yang di berikan oleh lingkungan terhadap seseorang. Lingkungan berperan dalam memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui pengalaman. Lingkungan harus member kesempatan kepada seseorang untuk mandiri dengan memiliki otonomi pribadi atau kondisi dimana seseorang tidak berada di bawah tekanan pihak lain. PJJ merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan belajar sekaligus sebagai lingkungan yang memungkinkan untuk melaih kemampuan untuk belajar mandiri.
3.      Kelompok ketiga, menyatakan kemandirian bersifat multidimensional (Candy,1991) dan dapat di kembangkan melalui berbagai cara. Artinya kemandirian dipengaruhi oleh banyak hal dan aspek yang berbeda. Seseorang yang mampu mandiri dalam bekerja belum tentu mampu mandiri dalam belajar. orang dewasa mungkin memiliki dimensi otonomi pribadi yang kuat namun ada kemungkinan dimensi lainnya lemah, sehingga kemampuan belajar mandirinya belum tentu tinggi.
3 (tiga) karakteristik mahasiswa dewasa dalam belajar, menurut Moore (1983,1986) :
a.      Orang yang mandiri dan memutuskan untuk mengikuti program pendidikan untuk memenuhi kebutuhan belajarmereka. Mereka mandiri dalam kehidupan dan juga mandiri dalam belajar kaena telah berumur, namun ada kemungkinan mereka memutuskan putus sekolah jika mereka menganggap bahwa program pendidikan yang mereka ikuti tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
b.      Orang yang termotivasi belajar untuk memenuhi kebutuhan memperoleh ijazah formal untuk kepentingan peningkatan kehidupan mereka di masa datang. Mereka mungkin mandiri dalam kehidupan, tapi tidak mandiri dalam belajar.
c.       Mahasiswa yang menggunakan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan kebutuhan mereka untuk tergantung pada orang lain.
Berbagai pendapat tentang kemandirian dalam belajar tersebut justru dapat menjelaskan dinamika pembentukan dan pengembangan kemampuan belajar mandiri pada orang dewasa. Pendapat kelompok pertama dapat di pergunakan sebagai pertimbangan untuk memahami bahwa orang dewasa memilikipotensi mandiri yang dapat di kembangkan kea rah mandiri dalam belajar. Pendapat kelompok kedua menunjukkan bahwa system PJJ merupakan lingkungan yang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan kemampuan belajar mandirinya. Pendapat kelompok ketiga menunjukkan bahwa kemampuan belajar mandiri dapat dilihat dari berbagai dimensi oleh karena itu dapat ditingkatkan melalui berbagai cara pula.


   Dinamika Kemandirian dalam Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh
           Pembentukan kemandirian dalam belajar juga dapat terjadi karena interaksi dengan orang atau pihak lain maupun perlakuan yang diberikan oleh suatu pihak atau lembaga terhadap seseorang, dan pihak lain tersbut adalah lembaga penyelenggara PJJ. Pengembangan kemandirian dalam belajar dapat dilakukan baik melalui kesempatan mempelajari materi belajar atau modul yang dapat didesain dan di pelajari secara mandiri, maupun melalui kesempatan untuk belajar tentang cara belajar yang baik.
           Dari hasil penelitian Andriani dkk dihubungkan dengan hasil penelitian Darmayanti, maka dijelaskan bahwa semakin lama mahasiswa mengikuti PJJ, akan semakin meningkat kemandiriannya dalam belajar dan tidak berbeda dengan kemandirian belajar mahasiswa tatap muka.
           Kondisi kemampuan belajar mandiri berperan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Menurut penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kesiapan belajar mandiri dengan prestasi belajar(Darmayanti,1993; Islam, 2000; Sugilar, 2000). Ini berarti kesiapan seseorang untuk belajar mandiri member kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa PJJ.

Peran Lembaga Pendidikan Jarak Jauh
           PJJ di satu sisi merupakan tempat bagi orang yang memiliki kemampuan belajar mandiri tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Di sisi lain, PJJ menyediakan lingkungan yang member kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan kemandirian dalam belajar melalui system pendidikan yang menyediakan berbagai materi yang dapat di pelajari secara mandiri dan melalui interaksi seseorang dengan lembaga PJJ.
           Orang yang mempunyai kemampuan belajar mandiri tinggi cenderung aktif dalam mencari informasi, maka PJJ dapat menyediakan berbagai akses terhadap informasi bagi mahasiswanya dengan berbagai cara dan media, sehingga semakin besar pula kesempatan bagi mahasiswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan belajar mandirinya.
           Tekhnologi informasi yang berkembang pesat berdampak juga pada dunia pendidikan termasuk pada system PJJ. Tekhnologi informasi seakan menghilangkan jarak dan waktu, fasilitas tersebut dapat memungkinkan lembaga PJJ membantu mahasiswanya dengan memperbanyak jumlah macam dan jumlah medianya.
           Lembaga PJJ perlu melakukan usaha bagaimana memotivasi mahasiswanya sehingga akan tumbuh kepercayaan diri sebagai mahasiswa PJJ. Salah satu cara adalah dengan meningkatkan keterampilan belajar.
Sumber : Pendidikan Tinggi Jarak Jauh / Asandhimitra, dkk cet.1 - Jakarta : Universitas Terbuka, 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar