Selasa, 13 September 2011

Bahan Ajar PJJ Part 1 ( Tugas p.Ridwan )


PENDIDIKAN JARAK JAUH

Pertemuan I  :  jam 8 – 10.00 wib 
                        Perkenalan materi kuliah/gambaran secara umum.
                        Jam 10.30 – 12.00 wib
Isi Materi      :   BELAJAR JARAK JAUH ( DISTANCE EDUCATION )
                        Merupakan suatu proses pembelajaran yang terjadi dimana guru dan siswa tidak tatap muka , terjadi dalam waktu dan tempat berbeda dengan menggunakan media tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Syarat Belajar Jarak Jauh  (BJJ) :
1.      Memisahkan antara siswa dengan pendidik
2.      Ada saran bahan ajar, berupa cetak, media
3.      Peran atau fungsi guru adalah sebagai tutorial. Tugas tutor adalah mengajak orang untuk memahami sesuatu.
4.      Yang dituntut adalah orang-orang yang belajar atas kesadarannya sendiri
5.      Konsep belajar : belajar mandiri dan dewasa
Defenisi Pendidikan jarak jauh oleh Michael G, 1996, Pendidikan Jarak  Jauh adalah pembelajaran yang di rencanakan, biasanya di sajikan pada tempat dan waktu yang berbeda antar guru dan siswa dengan menggunakan tekhnik yang direncanakan secara khusus dengan metode yang khusus, menggunakan tekhnologi elektronik dengan pengorganisasian dan pengadministrasian yang tersusun dengan baik.
Teori Dasar Pendidikan Jarak Jauh
1.      Sejarah terminology pendidkan jarak jauh : Dahulunya berupa kirim mengirim informasi melalui Pos.
2.      Pelopor kerja Otto petters, dalam artikelnya bahwa PJJ adalah sebuah bentuk belajar yang lengkap.
3.      Teori Pendidikan : salah satu konsep pendidikan jarak jauh adalah andragogi, dimana orang belajar sesuai dengan kebutuhan.
Teorinya : kemandirian Belajar, belajar  yang didasarkan atas dorongan diri sendiri.
     Defenisi Pedidikan Jarak Jauh
-          Pembelajaran yang direncanakan di suatu tempat yang memiliki tekhnik khusus berupa disain, tekhnik interview khusus, artinya menggunakan metode komunikasi khusus, menggunakan media elektronik dan tekhnologi lain, pengakuan administrasi dan organisasi khusus.
-          Pembelajaran jarak jauh mengarahkan dan menyediakan pembelajaran yang menyenangkan untuk pelajar.
-          Banyak orang menggunakan kata “ Distance” sinonim untuk PJJ.
Istilah lain Pedidikan Jarak Jauh
1.      Packaged Learning ; semua materi sudah di paketkan sesuai kebutuhan, kemampuan /minat belajar
2.      Open learning ; belajar terbuka , seperti UT, Sekolah terbuka (ST)
3.      Flexible Study ; belajar yang sifatnya fleksibel
4.      Independent/Individualized Learning ; belajar secara individu dan independent
5.      Home Study
6.      Supported Self Study ; belajar yang disemagati dari diri sendiri
7.      Computer Based Trainning
8.      Correspondence Education ;  pendidikan dengan menggunakan jasa pos, adanya informasi yang disampaikan.
Pendidikan Jarak jauh  istilah yang memiliki pengertian adanya pemisahan antara pelajar dengan gurunya.
      Karakteristik Pendidikan Jarak Jauh
1.      Guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai peserta dalam proses pembelajaran
2.      System pendidikan pelaksanaannya memisahkan guru dan murid
3.      Bahan ajar di bantu media
4.      Bahan ajar bersifat mandiri
Perbandingan Pendidikan biasa dan Pendidikan Terbuka
Variabel
Pendidikan Biasa
Pendidikan Terbuka
Sarana
Untuk siswa yang memenuhi syarat yang di tentukan
Untuk siapa saja
Pemilihan program
Terpaket, siswa harus mengambil semua program
Siswa bebas mengambil seluruh/sebagian dari program yang disukai
Registrasi dan proses belajar
Terikat waktu registrasi dan jadwal pertemuan tatap muka
Siswa bebas memilih waktu untuk registrasi, belajar, berhenti,registrasi kembali
pendekatan
Tatap muka
Tatap muka atau jarak jauh

Belajar mandiri melalui Pendidikan jarak jauh
Orang belajar memerlukan referensi, melalui adanya perpustakaan, teman sekelas, bahan ajar dirancang dan produksi bahan ajar, bahan belajar bersifat mandiri, adanya konsultasi dengan guru (tutorial), assessment bersifat mandiri, dinilai guru.
Yang harus di tumbuhkan dalam pendidikan jarak jauh adalah belajar kolaborasi karena mengakui kelemahan sendiri dan menghargai kelebihan orang lain. Inti PJJ : management, registrasi dan evaluasi.
Belajar orang dewasa
a.       Belajar berbasis masalah
b.      Tergantung pada analisis kebutuhan dan analisis kinerja. Menurut Maslow “orang mau melakukan sesuatu karena Need”
c.       Berkaitan dengan keberhasilan sebelumnya dan pertimbangan kunci
d.      Melibatkan mereka dalam cara belajar sendiri
e.       Melakukan tindakan, interasi dan bekerja kelompok
Fungsi Media dalam pembelajaran
1.      Meningkatkan motivasi siswa dengan tampilan media. Media akan berfungsi apabila di sesuaikan /cocokan dengan strategi
2.      Mengaitkan materi pelajaran sebelumnya
3.      Menyediakan stimulus baru bagi siswa , baru ada response
4.      Mengaktifkan respon siswa ;
-       Melihat karakteristik siswa
-       Membuat tujuan pembelajaran
-       Menggunakan media
-       Apakah media dan bahan ajar membangkitkan respons siswa
-       Evaluasi
5.      Menimbulkan umpan balik dengan cepat
6.      Mendorong siswa melakukan tindakan
Konsep pendidkan jarak jauh
-. Belajar mandiri
- Dipisahkan jarak
- Menggunakan media
Evolusi Pengelompokan Pendidikan Jarak jauh
1.      Era menggunakan bahan ajar cetak. di Indonesia sekitar th 1960-an
2.      Era menggunakan bahan ajar cetak di barengi dengan tekhnologi audio, video dan multimedia lainnya
3.      Computer ; Email, web, internet dan CD Rom
4.      Kombinasi dari ketiga model : seperti teleconference
                        Jam 13.30 – 15.00 wib
Isi materi :     Komponen-komponen Pendidikan Jarak Jauh
1.      Sumber ( source ) ; kebutuhan siswa, organisasi ( pelaksana), teori/sejarah, filosofi
2.      Rancanagn ;  Rencana Pembelajaran (RP), media, program dan evaluasi
3.      Penyampaian : bahan cetakan, AV/rekaman, radio/tv, computer, audio conference, jaringan computer.
4.      Interaksi ; instruktur, tutor,konselor, staf administrasi, siswa lain. Untuk penguasaan wawasan interaksinya berbeda dengan untuk menghasilkan produk. Guna interaksi agar orang bias memahami materidengan baik.
5.      Lingkungan belajar : tempat kerja, rumah, ruang kelas, dan pusat belajar.

Interakasi Pendidikan Jarak Jauh
1.      Interaksi antara peserta didik dengan bidang ilmunya melalui paket bahan ajar ( single maupun multimedia)
2.      Interaksi antara peserta didik dengan dosen /tutor melalui ragam tutorial (tatap muka, tertulis, elektronik berbasis computer, audio visual dll.
3.      Interaksi antara siswa peserta didik melalui ragam kelompok belajar.
Peran Tutur tatap muka pada Pendidkan jarak jauh
1.      Member umpan balik kepada peserta didik
2.      Memberikan pengajaran baik secara tatap muka maupun dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu peserta didik mengembangkan keterampilan belajarnya.
Syarat tutor yang baik
1.      Ahli dalam materi ajar
2.      Terampil/mempunyai kemampuan dalam mengajar
3.      Mampu berkomunikasi dan bersosialisasi
4.      Rapi, sabar dan mantap
5.      Mampu mendorong dan memotivasi siswa
6.      Komitmen terhadap siswa dan program




Minggu, 11 September 2011

PENDIDIKAN JARAK JAUH


Kemandirian Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh
Kondisi belajar pada PJJ memungkinkan seseorang meraih kemampuan intelektual yang lebih baik dari kondisi sebelum ia mengikuti pendidikan, sekaligus tanpa di sadari dapat membentuk kemandirian seseorang. Hal inilah yang menjadi alas an PJJ di kaitkan dengan konsep kemandirian.

A.      Konsep kemandirian pada Pendidikan Jarak Jauh
Tuntutan kemandirian siswa dalam belajar adalah karena kondisi keterpisahansecara fisik antara pengajar dan yang di ajar, yang merpakan karakteristik utama PJJ. Istilah atau konsep belajar mandiri merupakan istilah yang berkembang pada bidang pendidikan orang dewasa. Yang di populerkan oleh ahli pendidikan orang dewasa yaitu Knowles (1975) dan Tough (1979). Namun sebelumnya ide belajar mandiri sudah muncul pada zaman Socrates bahkan mungkin sebelumnya. Istilah belajar mandiri di gunakan untuk menjelaskan tentang konsep belajar mandiri yang digunakan sebagi pembeda dengan konsep belajar dengan bimbingan guru.
Pada PJJ belajar mandiri berkembang sebagai bentuk pendidikan orang dewasa, dengan anggapan orang dewasa sebagai orang yang mandiri.
Defenisi Belajar Mandiri menurut para ahli :
a.      Knowles (1975), belajar mandiri adalah suatu proses bagi seseorang untuk mengambil inisiatif, baik dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam melakukan diagnosa kebutuhan-kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan-tujuan belajar, mengidentifikasi sumber-sumber belajar, memilih dan melaksanakan strategi belajar yang sesuai dan mengevaluasi hasil belajar mereka sendiri.
b.      Hiemstra (1998), belajar mandiri dilihat sebagai semua bentuk belajar individuyang memiliki tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi usahanya.
c.       Clardy (1999) belajar mandiri merupakan suatu proses bagi mahasiswa untuk dapat memutuskan atau mengontrol langkah, arah dan keadaan belajarnya.
4 (empat) dimensi dari belajar mandiri menurut Candy (1991) :
a.      Otonomi pribadi. Menunjukkkan karakteristik individual dari orang yang mampu belajar mandiri. Orang yang memiliki kemandirian adalah orang bebas dari tekanan internal maupun eksternal ; memiliki sekumpulan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi yang memberikan konsistensi dalam kehidupannya. Ia mampu untuk membuat rencana atau tujuan hidup, bebas dalam membuat pilihan, menggunakan kapasitas dirinya untuk refleksi yang rasional, mempunyai kekuatankemauan, mampu untuk self-restraint dan disiplin diri, dan melihat dirinya sebagai orang yang mandiri.
b.      Manajemen diri
Adanya kemauan dan kapasitas dalam diri seseorang untuk mengelola dirinya. Hal ini di tunjukkan dengan adanya keterampilan atau kompetensi dalam diri orang yang mandiri.
c.       Meraih kebebasan untuk belajar
Adanya kebutuhan individu untuk memperoleh kesempatan belajar. Orang dewasa memiliki kebutuhan untuk meningkatkan diri melalui belajar berbagai hal dalam kehidupan, baik formal, informal maupun non formal.
d.      Penguasaan pebelajar terhadap pembelajaran
Dimensi ini dihubungkan dengan pengawasan guru mengenai hal-hal yang dianggap menjadi porsi dari pengawasan guru yaitu tujuan belajar, materi belajar, kecepatan belajar, metodologi dan evaluasi belajar. Pendapat Della-Dora & Blanchard, dalam Candy, 1991, pengawasan pebelajar adalah porsi dari siwa adalah memutuskan tujuan belajar, memilih metode dan materi belajar dan mengevaluasi prestasi yang dicapai.

B.      Pendapat tentang Pembentukan Kemandirian dalam Belajar
1.      Kelompok pertama, kemandirian bersifat “unidimensional” (Candy, 1991). Kemandirian terbentuk melalui proses normal sesuai dengan perkembangan umur. Pada perkembangan umur manusia dewasa, seseorang dianggap mapu mandiri dan tidak tergantung lagi kepada pihak lain. Kemandirian orang dewasa merupakan potensi untuk mampu mandiri dalam belajar pada PJJ. Menurut hasil penelitian, Sebagai lembaga PJJ terbesar di Indonesia UT memiliki kesiapan belajar mandiri rata-rata atau termasuk cukup.
2.      Kelompok ke dua, pembentukan kemandirian dalam belajar tergantung pada kesempatan yang di berikan oleh lingkungan terhadap seseorang. Lingkungan berperan dalam memberi kesempatan kepada seseorang untuk belajar bertanggung jawab dan mandiri melalui pengalaman. Lingkungan harus member kesempatan kepada seseorang untuk mandiri dengan memiliki otonomi pribadi atau kondisi dimana seseorang tidak berada di bawah tekanan pihak lain. PJJ merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan belajar sekaligus sebagai lingkungan yang memungkinkan untuk melaih kemampuan untuk belajar mandiri.
3.      Kelompok ketiga, menyatakan kemandirian bersifat multidimensional (Candy,1991) dan dapat di kembangkan melalui berbagai cara. Artinya kemandirian dipengaruhi oleh banyak hal dan aspek yang berbeda. Seseorang yang mampu mandiri dalam bekerja belum tentu mampu mandiri dalam belajar. orang dewasa mungkin memiliki dimensi otonomi pribadi yang kuat namun ada kemungkinan dimensi lainnya lemah, sehingga kemampuan belajar mandirinya belum tentu tinggi.
3 (tiga) karakteristik mahasiswa dewasa dalam belajar, menurut Moore (1983,1986) :
a.      Orang yang mandiri dan memutuskan untuk mengikuti program pendidikan untuk memenuhi kebutuhan belajarmereka. Mereka mandiri dalam kehidupan dan juga mandiri dalam belajar kaena telah berumur, namun ada kemungkinan mereka memutuskan putus sekolah jika mereka menganggap bahwa program pendidikan yang mereka ikuti tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
b.      Orang yang termotivasi belajar untuk memenuhi kebutuhan memperoleh ijazah formal untuk kepentingan peningkatan kehidupan mereka di masa datang. Mereka mungkin mandiri dalam kehidupan, tapi tidak mandiri dalam belajar.
c.       Mahasiswa yang menggunakan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan emosional dan kebutuhan mereka untuk tergantung pada orang lain.
Berbagai pendapat tentang kemandirian dalam belajar tersebut justru dapat menjelaskan dinamika pembentukan dan pengembangan kemampuan belajar mandiri pada orang dewasa. Pendapat kelompok pertama dapat di pergunakan sebagai pertimbangan untuk memahami bahwa orang dewasa memilikipotensi mandiri yang dapat di kembangkan kea rah mandiri dalam belajar. Pendapat kelompok kedua menunjukkan bahwa system PJJ merupakan lingkungan yang memberikan kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan kemampuan belajar mandirinya. Pendapat kelompok ketiga menunjukkan bahwa kemampuan belajar mandiri dapat dilihat dari berbagai dimensi oleh karena itu dapat ditingkatkan melalui berbagai cara pula.


   Dinamika Kemandirian dalam Belajar pada Pendidikan Jarak Jauh
           Pembentukan kemandirian dalam belajar juga dapat terjadi karena interaksi dengan orang atau pihak lain maupun perlakuan yang diberikan oleh suatu pihak atau lembaga terhadap seseorang, dan pihak lain tersbut adalah lembaga penyelenggara PJJ. Pengembangan kemandirian dalam belajar dapat dilakukan baik melalui kesempatan mempelajari materi belajar atau modul yang dapat didesain dan di pelajari secara mandiri, maupun melalui kesempatan untuk belajar tentang cara belajar yang baik.
           Dari hasil penelitian Andriani dkk dihubungkan dengan hasil penelitian Darmayanti, maka dijelaskan bahwa semakin lama mahasiswa mengikuti PJJ, akan semakin meningkat kemandiriannya dalam belajar dan tidak berbeda dengan kemandirian belajar mahasiswa tatap muka.
           Kondisi kemampuan belajar mandiri berperan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Menurut penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara kesiapan belajar mandiri dengan prestasi belajar(Darmayanti,1993; Islam, 2000; Sugilar, 2000). Ini berarti kesiapan seseorang untuk belajar mandiri member kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa PJJ.

Peran Lembaga Pendidikan Jarak Jauh
           PJJ di satu sisi merupakan tempat bagi orang yang memiliki kemampuan belajar mandiri tinggi untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Di sisi lain, PJJ menyediakan lingkungan yang member kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan kemandirian dalam belajar melalui system pendidikan yang menyediakan berbagai materi yang dapat di pelajari secara mandiri dan melalui interaksi seseorang dengan lembaga PJJ.
           Orang yang mempunyai kemampuan belajar mandiri tinggi cenderung aktif dalam mencari informasi, maka PJJ dapat menyediakan berbagai akses terhadap informasi bagi mahasiswanya dengan berbagai cara dan media, sehingga semakin besar pula kesempatan bagi mahasiswa tersebut untuk mengembangkan kemampuan belajar mandirinya.
           Tekhnologi informasi yang berkembang pesat berdampak juga pada dunia pendidikan termasuk pada system PJJ. Tekhnologi informasi seakan menghilangkan jarak dan waktu, fasilitas tersebut dapat memungkinkan lembaga PJJ membantu mahasiswanya dengan memperbanyak jumlah macam dan jumlah medianya.
           Lembaga PJJ perlu melakukan usaha bagaimana memotivasi mahasiswanya sehingga akan tumbuh kepercayaan diri sebagai mahasiswa PJJ. Salah satu cara adalah dengan meningkatkan keterampilan belajar.
Sumber : Pendidikan Tinggi Jarak Jauh / Asandhimitra, dkk cet.1 - Jakarta : Universitas Terbuka, 2004

Jumat, 09 September 2011

Memahami teori Gestalt

teori ini pertama kali muncul pada th 1890 sebagai reaksi terhadap teori psikologi yang lazim di sebut atomisme. atomisme meneliti suatu bagian gagasan yang terpisah kemudian memasukkan kembali secara bersam-sama untuk membangun bentuk keseluruhan. atomisme percaya bahwa sifat adalah hal yang mutlak dan tidak tergantung pada konteks. teori gestalt tertarik dengan jalan pikiran kita yang merasakan keseluruhan meski pun dari unsur-unsur bagian yang tidak lengkap.
prinsip gestalt mengajukan 3 hal :1. gambar dan latar,2. kesamaan .kedekatan/persentuhan kontinuitas, 3. penutupan area simetri.